kontenselaras.com - Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), menyatakan bahwa keputusan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendampingi Ganjar Pranowo sebagai bakal calon wakil presiden bergantung pada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Hasto mengatakan hal itu saat menjawab pertanyaan awak media tentang, "Apabila Partai Demokrat bergabung, apakah AHY berpeluang menjadi cawapres".
"Cawapres dan calon presiden (capres), kalau capres sudah ditetapkan, tetapi siapa yang menjadi cawapres itu kan ranah Ibu Ketua Umum (Megawati)," terang Hasto di Kantor DPD PDIP Provinsi Banten, Kota Serang, Banten, Minggu.
Dalam hal penetapan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden dari Partai PDIP didasarkan pada pengalaman sebelumnya di mana Presiden Jokowi telah ditetapkan sebagai capres dua kali.
Hal ini menunjukkan bahwa Megawati benar-benar memperhatikan bangsa dan negara.
Baca juga: Erick Thohir Paling Berpotensi Dampingi Prabowo Subianto
"Tidak ada kepentingan politik sesaat, semua dipersiapkan dengan baik demikian pula terkait dengan cawapres," ucapnya.
Sebelumnya, Siti Zuhro, Peneliti Ahli Utama BRIN, berpendapat bahwa Partai Demokrat memiliki kalkulasi politik untuk menentukan arah dukungan mereka di Pilpres 2024.
Namun, dia berpendapat bahwa akan lebih logis bagi Partai Demokrat untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju.
Di Jakarta, Minggu, Siti Zuhro menyatakan, "Dari perspektif publik, opsi bergabung dengan Partai Gerindra yang 'ok' dan masuk akal."
Setelah Partai Demokrat meninggalkan Koalisi Perubahan untuk Persatuan, partai tersebut masih belum menentukan arah koalisi-nya.
Baca juga: Keputusan AHY Dampingi Ganjar Tergantung Megawati
Partai Demokrat memiliki dua pilihan, yang pertama adalah bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden.
Kedua, bergabung dalam koalisi yang dipimpin PDI Perjuangan mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden.
Dia menyatakan bahwa Demokrat telah melakukan kalkulasi politik untuk menentukan poros mana yang akan menguntungkan partai mereka dari dua opsi yang tersedia.
Siti Zuhro menilai pilihan partai untuk berkoalisi, yang biasanya didasarkan pada "chemistry" antara ketua umum masing-masing partai.
Menurutnya, jika hubungan antara ketua umum tidak baik, akan sulit dibayangkan koalisi dapat dibentuk.
Siti melihat kemungkinan Demokrat bergabung dengan PDIP dalam koalisi.
Namun, dia berpendapat bahwa untuk meningkatkan hubungan kedua parpol, proses komunikasi politik dan berbagai penyesuaian harus dilakukan.
Siti Zuhro menjelaskan bahwa keadaan akan berbeda jika Demokrat bergabung dengan Gerindra karena komunikasi politik dan penyesuaian tidak membutuhkan waktu yang lama.
Baca juga: Cari Alternatif Kylian Mbappe, Real Madrid Incar Haaland